TARGET BARU
#Catatan_FwS
Awal tahun 2018 ini
setiap orang memiliki keinginan ataupun harapan yang akan ia wujudkan dan
sesegera mungkin untuk merefleksi impian-impian yang dahulu belum terwujud agar
diwujudkan di tahun ini. Sama halnya denganku, banyak impian dan harapan yang
aku gantungkan biar ia dapat kucapai.
Kisahku, kuawali saat
niatanku membuat metode pengajaran yang menyenangkan bagi siswa-siswi ku di
sekolah. Beberapa pekan kemarin aku sempat berencana untuk mengubah gaya
mengajarku menjadi lebih menyenangkan, apalagi setelah aku di charge di
beberapa tempat, sebut saja seminar literasi, seminar internasional kemendikbud
dan kemah guru indonesia, semua hal itu membuatku tersadar kembali dari tidurku
yang panjang sebagai seorang guru yang mesti mendidik dengan hati dan melakukan
semua dengan ikhlas.
Di kepalaku sudah
banyak catatan-catatan khusus yang akan aku lakukan untuk menunjang impian
serta harapanku ini. Kucoba untuk mencari perlengkapan tempurku di gramedia,
berhubung dekat dengan toko itu jadinya aku ke sana. Awalnya berangkatnya
sedari pagi, tetapi satu dan lain hal, maka tertunda hingga siang, sebut saja
aku tertidur dan istri pun mesti memasak terlebih dahulu. Setelah sholat
dhuzur, istri kecapean dan terlelap tidur, akupun tak tega untuk
membangunkannya. Sedikit gelisah aku rasakan karena sore ini, aku dan istri
berencana kembali ke kost sebab aku besok sudah mulai kerja kembali, kembali ke
sekolah untuk mengabdi dan mendidik sepenuh jiwa, hehehehe lebay. Karena
mesti pulang sorenya, akhirnya aku niatkan untuk berangkat sendiri membeli
perlengkapan, tetapi aku teringat akan tanaman air untuk akuariumku, jadinya
aku mampir ke pasar dahulu untuk membeli tanaman air lalu pulangnya mampir ke
gramedia untuk membeli kertas buram dan pensil mekanik.
Saat di pasar, aku
sempat kebingungan untuk memilih tanaman air yang pas untuk ku simpan dalam
akuariumku, banyak pilihan pastinya. Tetapi tak segera aku membeli, aku
kunjungi beberapa toko klontongan yang bukalapak di trotoar jalan pasar dekat
jembatan penyebrangan orang. Kunjungan di beberapa tempat sejatinya sebagai
perbandingan harga saja dan juga biar aku paham harga tanaman air di daerah
itu, karena aku biasanya membeli di daerah Depok dekat dengan sekolah tempat
mengajarku.
Setelah kurang lebih 2
hingga 3 toko aku sambangi, akhirnya aku jatuh hati melihat tanaman air yang di
jual oleh wanita paruh baya di bawah teduhan payung tua berukuran besar yang
kutaksir usia payung tersebut tak begitu muda. Aku pun terpikat oleh tanaman
hijau yang dimiliki ibu tersebut.
“Berapa harga
tanamannya bu?”
“lima ribu satunya de,
kalau beli 3, sepuluh ribu saja”
“boleh mana aja kan bu
kalau tanamannya? Gak kurang lagi bu harganya?” tawaranku ke ibu penjual
tanaman air tersebut.
“gak bisa de ini udah
murah, iya boleh pilih mana saja”
Akupun memilih tanaman
air yang berbeda, aku membeli 3 jenis tanaman, biar bervariasi, pikirku. Aku
membeli tanaman air agar para ikan-ikan dalam akuariumku bisa menikmati sayuran
dan tidak hanya lauk saja (baca pelet ikan hias).
Setelah membeli tanaman
air tersebut, segera aku menyebrang dan masuk dalam keramaian pasar. Berjalan
membelah pasar hingga aku berada di seberang pasar untuk naik angkot kembali ke
rumah.
Setibanya aku di depan
gramedia, kuminta abang angkot untuk menepikan mobilnya. Setelah transaksi
selesai, segera ku beranjak masuk ke dalam toko buku terbesar di daerah
tersebut untuk mencari kertas buram. Setelah mencari dan tak kunjung ku lihat,
akhirnya aku menanyakan kepada petugasnya. “maaf mas, dimana ya tempat kertas
buram, dari tadi saya mencari tapi tidak ketemu” kataku lirih kepada petugas
tersebut.
“oh di sini pak, mari
saya antar”
Kemudian kami menuju
tempat penyimpanan kertas buram tersebut, gak jauh dari tempatku mencari, namun
sayang tadi tidak aku lihat jadinya merepotkan petugasnya untuk mengantarku.
“ini berapa banyak mas?”
“ini 20 lembar pak,
ukuran 60 x 90 cm”
“yang ini sama juga
mas, ukuran berapa?” sambil ku angkat kertas buram lainnya.
“sama pak itu ukurannya
dan jumlahnya juga sama”
“ok terimakasih”
Lalu aku segera
mengambil satu gulung kertas buram tersebut, tapi sebelum aku beranjak, aku
ingat bahwa aku tidak memiliki pensil mekanik lagi, terakhir dipinjam oleh
wakasek kesiswaan saat kegiatan di sekolah dan tak kunjung dikembalikan, akupun
agak segan menanyakannya. Segera aku mengunjungi letak display pensil mekanik,
banyak bentuk dan bermacam-macam harganya. Ada yang dominan warna merah, biru,
hijau, ungu, hitam dan bening. Dari kisaran harga lima ribuan hingga dua
puluhan ribu. Sempat bingung memilihnya, hingga akhirnya aku putuskan untuk
mengambil pensil yang berwarna merah sesuai warna kesukaanku. Setelah transaksi
di kasir selesai, akhirnya aku beranjak untuk pulang ke rumah.
Sembari jalan aku
sempat memikirkan untuk membelikan istriku air kelapa hijau yang ia inginkan
tadi pagi, akhirnya aku mampir di sebuah warung penyedia kelapa hijau. Tak
begitu lama pesananku pun jadi dan segera ku bawa pulang. Setibanya di rumah,
ayah mertuaku kaget karena aku begitu cepat kembalinya sedari pasar.
Waah kereen detail ya tulisannya ...:-)
BalasHapusterimakasih... masih dalam proses belajar
BalasHapusTepuk keren buat mas saptooo:-)
BalasHapus