Mengenang Yang Dikenang
Dalam sebuah perjalanan, terkadang kita bertemu dengan kerikil kecil,
jalan berbelok hingga jalan lurus mulus tanpa ada hambatan sama sekali.
Begitupun dengan kehidupan yang kita jalani saat ini, ada suka, duka, canda,
tawa, senang, bahagia, gelisah, takut, curiga, marah dan lain sebagainya. Hal
ini lumrah bahkan wajar di setiap manusia.
Mengalami sebuah kejadian yang tak mengenakkan hati, jangan bersedih,
karena di ujung sana kegembiraan telah menanti kita. Ia menanti dengan sabar
dan penuh keikhlasan. Begitupun sebaliknya, jika kita mengalami sebuah kejadian
yang sangat mengembirakan hati, jangan terlalu senang, karena tak ada yang
abadi di dunia ini, semuanya akan kembali pada Sang Pencipta, yaitu Allah Azza
Wa Jalla.
Sesuatu hal yang menyenangkan, biasanya akan mudah untuk di ingat bahkan
bisa menjadi kenangan tersendiri di dalam hidup kita. Dia akan tersimpan rapi
dalam long term memory seseorang. Sehingga banyak orang yang
menginginkan dirinya untuk bahagia bahkan rela untuk melakukan apa saja untuk
sekedar merasa bahagia, karena bahagia itu mahal harganya. Ia harus ditebus
dengan proses panjang, tak bisa instan, atau sekedar lewat bagai angin lalu
belaka.
Kenangan sebagai hal yang baik akan selalu terkenang hingga akhir. Namun,
sulit rasanya untuk mengulang kenangan yang indah jika itu berkaitan dengan
dimensi. Sebab ia dibatasi oleh ruang dan waktu. Kenangan yang dibatasi oleh
ruang dan waktu seperti kenangan saat kecil dahulu, pertama kali bisa jalan,
pertama kali nyobain naik sepeda, saat punya teman main, saat dibolehin jajan,
saat awal sekolah, saat ketemu teman baru dan saat-saat yang lainnya, yang
pastinya tiap kita memiliki sebuah kenangan indah untuk dikenang.
Kali ini akan aku ceritain sedikit tentang kenanganku yang di batasi oleh
ruang dan waktu.
Hari ini, Rabu, tepat 10 Juni 2020, sekolah tempatku mengabdi mengadakan
perpisahan online untuk melepas salah satu angkatan terbaiknya selama sekolah
ini berdiri. Gen4FQ, kami menyebutnya, sebagai generasi angkatan keempat selama
madrasah ini berdiri sejak tahun 2011.
Gen4FQ ini merupakan angkatan yang tangguh, karena
menjelang akhir perjuangan mereka di sekolah, harus diuji dengan kondisi dunia
sedang berperang melawan wabah virus yang dikenal dengan nama coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Dengan kondisi
seperti ini, mengaruskan semua kegiatan dilakukan dari rumah, menjaga jarak dan
melakukan protokol kesehatan sesuai standar dari badan kesehatan dunia (WHO).
Alhasil Gen4FQ harus
melaksanakan pembelajaran jarak jauh, bukan hanya mereka saja tapi hampir
seluruh siswa di Indonesia bahkan dunia melakukan hal serupa. Pembelajaran
jarak jauh yang mereka lakukan di akhir tahun sungguh di luar dugaan. Padahal
di saat-saat seperti itu, mereka harusnya mendalami materi ujian dengan tatap
muka atau bertemu langsung untuk saling mendiskusikan suatu materi.
Selain pembelajaran jarak
jauh, sebagian aktivitas Gen4FQ di akhir tahun dilaksanakan secara daring
(online), mulai dari pendalaman materi ujian, ujian praktek, try out hingga
ujian madrasah dilakukan secara online di rumah masing-masing. Awalnya
teman-teman Gen4FQ merasa aneh dan sedikit canggung dengan kondisi yang
mengharuskan belajar dan ujian di rumah yang biasanya di lakukan bersama-sama di
sekolah dengan bimbingan guru. Namun,
mau dikata apa? gara-gara corona, mereka jadi harus bisa beradaptasi dengan
kondisi seperti ini. Sehingga membuat mereka bisa survive,
sabar dan menjadikan pribadi yang tangguh dalam menjalani aktivitas keseharian
mereka.
Setelah
semua aktivitas akhir tahun mereka jalani selesai. Tibalah di kegiatan akhir
yaitu pelulusan dan perpisahan, dimana yang mereka alami adalah kebiasaan yang
berbeda dari kebiasaan angkatan-angkatan sebelumnya, yaitu perpisahan secara
daring (online). Padahal harapan setiap siswa Gen4FQ bahkan harapan dari kami
sebagai guru dan orang tua mereka juga pastinya, bisa bertatap muka langsung
saat acara pelulusan dan perpisahan, namun lagi-lagi kita sebagai manusia hanya
bisa berencana, tetap yang menentukan adalah Allah SWT sebagai sutradara sejati
kehidupan ini.
Perpisahan
daring ini, kami sebagai guru menyiapkannya bukan sehari atau dua hari saja. Pembahasan
rencana kegiatan ini, bisa dikatakan sudah mulai dibahas sejak sebelum lebaran,
mungkin sekitar sebulanan-lah lamanya. Hingga sehari sebelum
hari pelaksanaan (Rabu, 10 Juni 2020) konsep untuk perpisahan secara daring
sangat alot pembahasannya, mulai dari penentuan berapa banyak kamera
yang akan dibutuhkan, berapa link zoom (kebetulan kegiatan kami
menggunakan aplikasi zoom) yang digunakan, hingga kami
berencana meminjam layar TV ke TK Lebah Kecil (masih naungan yayasan yang sama).
Pokoknya banyak alternatif
rencana yang digunakan, hingga dua orang alumnus teknik jaringan dari UNJ mulai
beraksi dengan mencoret-coret kertas dan membuat desain jaringan yang akan
digunakan untuk kegiatan perpisahan daring. Kami merencanakan agar kegiatan
tersebut, tetap hikmat, elegan dan tentunya dengan kesederhanaan yang kami
punya bisa berjalan lancar tanpa hambatan. Namun, sebaik-baiknya rencana
manusia, jika tidak dibarengi dengan usaha serta doa dari berbagai pihak, maka
nihil rasanya jika diharapkan sempurna, pasti ada kekurangannya atau hambatannya
dalam pelaksanaannya, karena kesempurnaan tetap milik Sang Pencipta.
Hari perpisahan pun tiba,
semua persiapan telah dilakukan, mulai dari setting posisi tempat duduk guru ikhwan
dan guru akhwat, posisi sound
system, posisi kamera dan tripodnya, hingga pembuatan mic dadakan menggunakan bantuan head set dan monopod. Tak lupa pula rutinitas
kami sebagai guru dipagi hari sudah dilakukan sebelum memulai aktivitas, yaitu
sarapan dan sholat dhuha bahkan ada yang bertilawah dahulu sembari menunggu
waktu pelaksanaan perpisahan daring di mulai. Hal ini penting dilakukan, karena
ya itu tadi yang saya katakan, keberhasilan didapat dari usaha, doa, ikhtiar
dan terakhir tawakkal kepada Sang Khalik, tanpa bantuanNya niscaya kegiatan atau
keinginan kita akan berjalan lancar.
Hingga tibalah waktu kegiatan,
tepat pukul 08.15 WIB, kegiatan dibuka oleh master of ceremony (MC), dilanjutkan dengan tilawah
bersama. Nah, disinilah ada kendala sedikit, yaitu terkait koneksi internet
yang digunakan untuk hp yang mobile mengalami disconnecting,-jadi dalam kegiatan ini, device yang digunakan ada 4 hp
berfungsi untuk menyorot seluruh guru ikhwan, seluruh guru akhwat, sebagai mic dan sebagai host (aplikasi zoom membutuhkan satu user untuk menjadi host), 1 laptop untuk menayangkan
semua peserta perpisahan daring yang ditampilkan dilayar infokus dan 1 komputer untuk
meneruskannya ke youtube, berhubung kami live streaming youtube juga, tujuannya selain
sebagai publikasi kegiatan sekolah, juga memfasilitasi para orang tua yang
belum bisa mendampingi ananda di rumah saat kegiatan berlangsung-, sehingga
tilawah harus di ulang.
Setelah itu kegiatan
dilanjutkan dengan sambutan dari walas dan sambutan kepala madrasah. Lalu dilanjutkan
lagi dengan pesan dan kesan dari guru serta karyawan sekolah untuk para ananda
yang telah selesai dalam menimba ilmu di sekolah selama 6 tahun. Kegiatan ini
terasa mengharu biru, bagaimana tidak terharu, kondisi yang harusnya bertemu
mesti terpisah jarak dan hanya dipertemukan secara daring, hanya bisa saling
menatap layar masing-masing tanpa bisa bersentuhan untuk saling menguatkan, tak
bisa bertutur kata maksimal karena dibatasi oleh ruang dan waktu yang ada. Semua
serba dibatasi, tapi sama sekali tidak mengurangi pesan yang kami selipkan
kepada mereka sebagai bekal dikemudian hari. ”jangan tinggalkan Al-qur’an, tetap
tilawah, murajaah, baca ummi, jangan lupa menjadi orang baik, jadilah profesor
yang berakhlakul kharimah” dan lain sebagainya, begitulah cuplikan pesan yang kami
selipkan dan masih banyak lagi lainnya, hanya tidak saya cantumkan dalam
tulisan ini.
Hingga akhir kegiatan
perpisahan daring ini, berjalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Disinilah
Allah, Sang Sutradara bertindak, jadi teringat pesan dari seorang ulama yang
mengatakan bahwa “libatkan Allah dalam setiap aktivitas yang kamu lakukan,
niscaya Allah akan membersamaimu dan meridhoinya”.
Ya begitulah serba-serbi kegiatan
perpisahan daring sekolah tempatku untuk mengabdi, dimana ada pertemuan pasti
ada perpisahan, namun tidak semua perpisahan akan menjanjikan adanya pertemuan
semula sesudah perpisahan itu.
Dalam hidup, banyak orang yang datang dan pergi. Ada yang
melintas dalam segmen singkat, namun membekas di hati. Ada yang telah lama
berjalan beriringan, tetapi tak disadari kehadirannya. Ada pula yang begitu
jauh di mata, sedangkan penampakannya melekat di hati. Ada yang datang, pergi
begitu saja seolah tak pernah ada. Maka sudah fitrah, bila ada pertemuan pasti
ada perpisahan. Dimana ada awal, pasti akan ada akhir. Akhir sebuah perjalanan,
ia akan menjadi awal bagi perjalanan baru lainnya dan menjadi kisah baru yang
siap untuk digoreskan dalam catatan perjalanan hidup kita masing-masing.
“mutiara akan tetap menjadi mutiara dimanapun ia
berada”
Sedih 😢
BalasHapusJangan sedih, ada Allah bersama kita semua
HapusSubhanallah...jazakallah bapak dan ibu guru FQ...betapa besar jasamu..untuk anak2 kami..semoga ilmu mu bermanfaat utk anak2 kami dikemudian hari...kami tdk dapat membalas jasamu..hanya Allah SWT yg membalas kebaikanmu bapak dan ibu guru🤲🤲ðŸ˜ðŸ˜
BalasHapusJd mewek bacanya.
BalasHapusSelamat Gen 4. Jadilah Generasi Tangguh dan Ber Akhlakul Karimah!!!
BalasHapusdimana pun kalian sekolah nanti kalian bisa menjadi orang yg lebih baik lagi dan selalu ingat dengan Al-Quran
BalasHapusLOVE YOU GAES @Shakilafazila
Tulisan yang luar biasa, membuat haru biru. Terima kasih Bpk Ibu guru FQ. Dan Semangat untuk Gen 4.
BalasHapusMaasyaa Alloh tabarokalloh,
BalasHapusSELAMAT GEN4 GENERASI TANGGUH BERAKHLAKUL KARIMAH...
Tak terasa ketika baca menetes pula air mataku... ðŸ˜