AWAL YANG BAIK
#Catatan_FwS
Hari ini kucoba untuk berangkat lebih pagi berharap tak
ketinggalan kereta kedua menuju Bogor. Selepas berpamitan sama istri,
kulangkahkan kaki lebih cepat dari biasanya.
Setibanya di ujung gang, seperti biasa, sudah ada
bertengger sebuah angkutan umum 02 melayani rute duren kalibata - kampung
melayu, telah menunggu para penumpang seperti aku, ataupun pelajar dan pekerja
kantoran yang lain. Setelah beberapa menit, ku taksir sekitar 5 menitan, angkot
tersebut barulah membunyikan mesinnya dan akhirnya menyerah dengan keadaan
menanti penumpang yang tak kunjung datang, maklumlah rata-rata masih pada libur
tahun baru, yang kebanyakan mulai masuk di tanggal 3, yaitu esok hari. Alhasil,
penumpang bapak angkot pagi ini hanya aku seorang. Sembari mengantarkan aku sebagai
penumpangnya, bapak supir angkot terkadang memelankan mobilnya dan berhenti
sejenak di setiap gang yang di lalui.
Namun, rejeki emang udah di atur, pagi ini, penumpang bapak
angkot hanya aku seorang. Hingga di tempat pemberhentian terakhirku, stasiun tebet,
penumpangnya hanya aku seorang. Semoga nanti bapak sopir angkot itu mendapatkan
rejeki yang berlebih. Aamiin
Setibanya di stasiun tebet, terlihat kereta pukul 6 pagi
menuju stasiun bogor telah berangkat dan menjauh dariku. Dalam hatiku,
"aku telat 2 menit". Sakitnya itu berasa luka terkoyak yang terus
menganga di dalam hati, tak berbekas tapi sakit. Datang di stasiun, pas tiba
ada keretanya tapi tak bisa naik karena telat, itu sakit banget. Hehehehe
Akhirnya dengan berat hati, ku menunggu kereta berikutnya
yang sudah pasti tidak bakalan dapat tempat duduk, ya walaupun aku paham betul
jika pria sepertiku lebih baik tidak duduk dan memberikan bangku kepada yang
lebih berhak, karena jika duduk banyak pasang mata yang akan melihat sinis
kepadaku, ibarat kata yang terdengar lirih tapi menyakitkan hati, seperti
"ih kok dia duduk sih padahal kan dia masih muda dan masih kuat
berdiri" atau ada perkataan kayak gini "eh mas kalau masih kuat
berdiri saja, kasian sama yang wanita dan lansia" dan lain sebagainya lah
banyak yang terdengar kurang nyaman. Akhirnya akupun berdiri sampai di stasiun
pemberhentian ku yaitu stasiun depok.
Selepas keluar dari stasiun, segera mungkin aku mempercepat
langkahku agar tak telat nyetor jempol di alat absen sekolah, karena
kabarnya peraturan baru di semester dua ini akan berlaku, telat 15 menit dari
jam 7 pagi, mending pulang aja karena terhitung tidak hadir.
Setibanya aku di depan alat canggih tersebut, setelah nyetor
jempol tentunya, akupun dapat bernapas lega, karena aku tidak terlambat
hari ini, Alhamdulillah. Setelah sarapan pagi di kelas 6, akupun menunggu waktu
untuk di panggil ke lokasi pelatihan. Hari ini jadwal dari yayasan adalah
pelatihan mengenai Sistem Penjaminan Mutu di bawakan oleh seorang ahli di
bidangnya dari Labschool Jakarta, pak Ukim Komarudin namanya. Dari sekian
banyak yang ia sampaikan, aku mengambil beberapa kata mutiara, salah satunya
adalah "kita hebat bukan karena evaluasi orang lain, tetapi kita hebat
karena evaluasi diri sendiri". Sejujurnya aku pun tak paham dengan
penjaminan mutu apalagi yang berkaitan dengan sekolah, jadinya aku di ibaratkan
sedang menonton pertandingan sepak bola dari negeri antah brantah atau ibarat
kata saat dulu aku kuliah, datang duduk diam dan pulang. Hehehehe
Selepas pelatihan dari beliau ada yang menarik lagi
menurutku, yaitu ketika beliau mengatakan bahwa "setiap kita tidak ada
yang tau dari sisi mana kita mampu membuat Allah tersenyum, maka ambillah peran
dalam setiap kegiatan yang positif".
Setelah break, kegiatan dilanjutkan kembali dengan sosialisasi mengenai penjaminan mutu swkolah yang dibawakan oleh Miss Mowdi. Nah ini yang membuatku tambah gak ngerti sejujurnya, tetapi tetap mengikuti hingga akhir. Hehehehe
Setelah break, kegiatan dilanjutkan kembali dengan sosialisasi mengenai penjaminan mutu swkolah yang dibawakan oleh Miss Mowdi. Nah ini yang membuatku tambah gak ngerti sejujurnya, tetapi tetap mengikuti hingga akhir. Hehehehe
Tidak banyak hal yang kulakukan hari ini, selain bisa
membantu teman-teman yang akan membuat paspor hingga berakhir ngobrol ngalor
ngidul bareng pak Syahroni mengenai adat betawi, salah satu yang ia katakan
bahwa "orang betawi jika ia berdandan, maka indikatornya ia telah
berduit". Hehehehe
Sorenya, ngobrol ringan sama pak Ardhi, Bu Isti dan bu
Aisyah. Ternyata bu Aisyah memiliki masalah yang pelik juga, aku sampai bingung
mau memberi solusi bagaimana, takutnya di bilangin sok dewasa dan sebagainya,
tetapi aku percaya Allah takkan menguji hambaNya di luar batas kemampuan
hambaNya tersebut. Ku doakan masalah yang sedang di hadapi oleh bu Aisyah dan
keluarga bisa segera dapat solusinya dan dimudahkan dalam setiap hajat dan
kegiatannya. Aaamiin.
Aamiiin.... semangat ya sayang...banyak pengalaman berharga hari ini. Jadi iri aku niih :-)
BalasHapussiap sayang...kita sama-sama belajar ya
HapusSiaaaap mas saptooo:-)
Hapus