SHEILA ON 7



1 Februari 2015
Hari ini badanku udah mulai membaik, tapi aku merasakan masih belum fit sepenuhnya, aku masih merasa ada yang bergejolak dalam perutku, pengaruh masuk angin masih menjadi prioritas penyebabnya. Hari ini aku tak memeiliki agenda penting dengan kelompokku di JUST FUN Pandeglang. Tapi yang aku tau, hari ini bertepatan dengan tanggal jadi saudaraku, kak Heriyanto. Tepat berumur 25 tahun usianya. Rencana kami akan berikan hadiah ulang tahun saat kumpul nanti. Dan juga ada agenda besarku yaitu menonton konser Sheila On 7 yang di adakan di SMAN 1 Serang bertepatan dengan tanggal berdirinya sekolah tersebut. Namun keraguan dalam hatiku pun muncul, ketika hari sebelumnya melihat di situs resminya bahwa tertanggal 1 Februari 2015 tak ada jadwal khusus manggung, yang ada hanya tanggal 6 Februari mendatang di kota Makassar tepatnya. Tapi bukan Sapto namanya jika tak mencobanya. Nanti aku ingin melihat kepastiannya.
Dari pagi aku telah sibuk dengan komputerku yang berada di lantai dua, sedangkan kak Heri sibuk pula dengan laptopnya di lantai dasar. Serasa tempat ini terbagi dua saja, aku di lantai atas dan kak Heri di lantai dasar, sibuk dengan aktivitasnya masing – masing tanpa mengganggu satu sama yang lainnya. Setidaknya kejadian ini berlangsung hingga siang hari, setelah teman – tean yang lainnya telah berada di sekitaran alun – alun Serang tempat perjanjian. Aku sempat kaget, dengan lokasi perjanjian tersebut, aku tak tau jika tempatnya di sana, aku pikir tempat pertemuannya di kantor Dompet Dhuafa Banten, tempat kami menginap.
Akhirnya kami bergegas ke lokasi, walaupun kami telah mengucapkan maaf karena telat tiba, tetap merasa tak enak rasanya, mereka telah lama menunggu kami yang datang tidak tepat waktu. Ini juga karena aku tak tau, jika lokasi ngumpulnya di sana. Tak apalah untuk kali ini saja dan tidak untuk berikutnya.
Lama kami bergulat dengan perencanaan program yang tak kunjung usai di bahas dari waktu kewaktu, selalu dan selalu ada perubahan, begitulah manusia, selalu belajar dari sebuah pengalaman. Hingga waktu maghrib selesai barulah kami beranjak dari tempat kami berdiskusi, di mesjid belakang poliklinik Bhayangkara Polisi Banten. Kami lalu menuju ke alun – alun kota, untuk mengisi perut yang sedang menunggu gilirannya untuk di berikan makanan yang layak malam ini, agar asam lambung dapat berkontribusi dalam proses pengolahan makanan secara maksimal. Setelah selesai dengan makan malam kami, kami pun mencari lokasi yang pas untuk sekedar memberikan kado kepada kak Heri yang sedang berulang tahun hari ini.
Kami berlima tak mampu memberikan hal yang lebih kepada kak Heri di tanggal jadinya ini, kami hanya bisa memberikan doa tulus dari hati terdalam kami dan sedikit kenang – kenangan kecil yang tak seberapa, aku dan mba Ulfa berkolaborasi memberikan pakaian muslim, mba Anti memberikan sebuah jam tangan, mba Sasni memberikan sebuah Pena dan mba Nur memberikan sebuah Alquran mini pocket. Kak heri merasa bahagia banget, menurutnya ia sebelumnya tak pernah merasakan hal yang seperti ini, tak pernah diberikan hadiah saat ia ulang tahun, inilah yang pertama dalam hidupnya di usia seperempat abad, bertemu dengan kami yang selalu susah untuk di atur. Beliau begitu senang, bangga dan juga terharu.
Selepas dari itu, kami pun berpisah. Dibawah guyuran hujan aku dan kak Heri mencoba berjalan menyusuri jalanan kota Serang menuju ke SMAN 1 Serang, sekedar untuk memastikan bahwa konser Sheila On 7 itu benar adanya. Lama kami berjalan dan cukup jauh ternyata jaraknya. Kami berdua telah basah kuyup di buat oleh hujan gerimis di malam ini, tapi itu sama sekali tak mengubah niatan ku untuk menonton Sheila On 7, band kesayanganku.
Tiba di tempat, aku merasa semakin bersemangat, ternyata konsernya betul – betul ada. Aku pun mencoba masuk kedalam dan berdiskusi dengan petugas keamanannya. Awalnya kami tak boleh masuk sebab kami bukan orang dalam, bukan pula guru di sekolah tersebut ataupun siswa atau kolega dari sekolah tersebut, hingga akhirnya aku memperkenalkan diri dari Sulawesi dan sebagai guru relawan yang mengajar di daerah terpencil di Pandeglang sehingga aku diperbolehkan masuk ke dalam dengan jaminan sebuah SIM C aku di tangan petugas tersebut, dengan gesit aku pun mengambil dari dalam dompetku dan kuserahkan padanya, demi menonton konser Sheila On 7. Aku pun di temani dengan kak Heri masuk ke dalam dan dapat melihat dari dekat aksi para personil Sheila On 7, B.E.D.A beraksi.
Aku pun ikut menggelora ketika lantunan lagu Yang Terlewatkan di senandungkan dengan sangat hikmat. Terus lanjut lagi dengan lagu dari album lawas yaitu Tentang Hidup menambah riuh malam ini. Hingga semua penonton bersorak ketika lagu Melompat Lebih Tinggi di nyanyikan, semua lompat kiri kanan, tak memikirkan bahwa mereka dibawah guyuran hujan yang sedari tadi tak mau berhenti. Heboh dengan lompat melompat, akhirnya menyanyikan lagu baru dalam album Musim Yang Baik, yaitu Buka Mata Buka Telinga, seluruhnya hikmat terdiam, hanya ada beberapa suara saja terdengar yang sudah familiar dengan lagu tersebut, termasuk aku pastinya.
Suasana heboh lagi terdengar ketika, mereka-Sheila On 7-menyanyikan lagu Hari Bersamanya, kembang api dan petasan banyak dinyalakan, hingga membuat khawatir guru dan polisi yang berada di lokasi dekat dengan panggung. Aku tak henti – hentinya gemetaran, karena bisa menonton band yang empat tahun silam telah berkunjung di kota ku, Kendari Sulawesi Tenggara. Setelah lagu Hari Bersamanya, lanjut lagi dengan lagu terbaru mereka yaitu Lapang Dada, lagu yang dijadikan hits single pertama di labum teranyar mereka kali ini, lagu yang selalu dan selalu aku senandungkan di telinga teman – temanku SGI angkatan 7. Setelah lagu ini berakhir, berakhir pulalah perjumpaan dengan mereka, entah kapan lagi bisa bertemu dengannya.
Aku begitu gembira dengan malam ini, terlebih lagi dengan hari ini, karena bertepatan dengan tanggal jadinya kak Heri. Di depan pintu keluar, tak lupa aku mengambil SIM C ku yang dijadikan jaminan untuk masuk konser, baru pertama nonton konser dengan SIM, pikirku dalam hati.
Di depan jalan ada seorang polisi yang sedang bertugas untuk mengamankan jalan, akupun mengucapkan “terima kasih” kala ia memberikan kami jalan untuk menyebrang. Sambil aku menjabat tangannya dan pergi untuk pulang ke kantor tempat kami menginap. Di dalam angkot tak henti – hentinya aku mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT yang telah memberikan aku kesempatan yang baik di hari ini. Sungguh rencana Allah itu tak ada satu pun manusia yang bisa menebaknya. Aku bersyukur atas apa yang aku alami hari ini. Alhamdulillah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku MASIH ADA Karya Bang Syaiha

CATUR HADI BOWO PURWADI

DDS (Donor Darah Sedunia)