HARI KETUJUH
31 Januari 2015
Malam aku
terjaga dari tidurku, badan terasa panas, perut sakit, melilit rasanya, tak
karuan yang aku rasakan, segera aku menuju ke kamar mandi sebab rasa ini tak
bisa di tolerir, aku sakit perut, hingga berkali – kali menuju kamar mandi.
Waktu pagi pun demikian, sepertinya aku
bakalan tumbang di hari kelahiranku sendiri, di hari Sabtu, hari ketujuh dalam aturan
minggu, hari yang selalu aku banggakan di setiap perkenalan namaku kepada orang
lain. Setelah aku telusuri, kegiatanku belakangan ini memang banyak menguras
tenagaku, dan parahnya lagi tak bisa istirahat dengan baik, tidur hanya
beralaskan koran di tambah dengan sajadah dan di tambah lagi dengan kain
hitam-bekas spanduk. Tapi yang aku rasakan sebelumnya tak ada perubahan yang
berarti, tapi tidak untuk hari ini, perhitunganku keliru, aku ternyata kurang
sehat.
Setelah sarapan, aku dan kak Heri
langsung menuju ke apotik terdekat untuk membeli obat sekiranya dapat mengobati
penyakit yang aku rasakan. Hari ini berkumpul untuk membahas langkah
selanjutnya di Tim Pandeglang. Kami semua berkumpul di kantor Dompet Dhuafa
Banten. Uni Sasni yang duluan tiba dikantor, sebab yang lainnya singgah dahulu
di pasar untuk membeli sesuatu buat kak Heri, karena esok ulang tahunnya.
Tak banyak yang bisa aku ceritakan hari
ini, yang jelas pakaian yang aku cuci telah kering dan siap untuk digunakan.
Sebetulnya tidak sabar menunggu besok, karena besok merupkan hari baru dari
hidupku, bisa bercengkrama dan bertemu dengan Sheila On 7, band favoritku.
Aamiin
Komentar
Posting Komentar