JUMAT BERKAH
30 Januari 2015
Betul – betul
jadi Jumat Berkah bagiku dan bagi kak Heri. Bagaimana tidak, kami hari ini
berencana untuk mengecek surat yang telah kami kirimkan ke beberapa
pemerintahan yang berada di kota Serang. Walaupun kami berangkat hanya
menggunakan angkutan umum tapi ada kisah unik di balik itu semua.
Hari ini kami, sebelum berangkat mencoba
untuk meminjam kendaraan roda dua milik teman – teman, tapi sayang, kendaraan
mereka digunakna untuk keperluan yang membutuhkan kendaraan, jadinya kami
memutuskan untuk naik kendaraan umum saja, walaupun biaya yang kami keluarkan
bakal lebih banyak.
Setelah tanya sana – sini, biasalah kan
kami orang baru, jadinya mesti banyak bertanya. Untungnya ada seorang satpam
hotel yang baik hati yang telah menjelaskan rute ke Kawasan Pusat Pemerintahan
Provinsi Banten (KP3B) secara gamblang, sehingga penjelasannya mudah untuk di
ingat. “ade’ naik angkot di depan situ ke arah kebun jahe, kemudian turun dan
ambil angkot yang ada di seberang jalan ke arah palima, nanti kalian turun di
lampu merah palima, dari situ kalian bisa naik ojek menuju KP3B. Oh iya, ongkos
angkotnya biasanya 3-4 ribu, kalau ojeknya biasanya bayar 5 ribu” katanya
menjelaskannya padaku. “pak, kalau dari lampu merah palima menuju KP3B itu bisa
tidak ditempuh dengan jalan kaki?” kataku ingin tau. “agak jauh de’ kalau jalan
kaki, bisa saja, tapi kalian bakalan kelelahan nantinya” tungkasnya lanjut
menjelaskan. “tak apa – apa pak, kami telah terbiasa kok” lanjutku menimpali
perkataan beliau.
Akhirnya dengan petunjuk arah dari pak
satpam yang baik tersebut, aku dan kak Heri berangkat ke KP3B. Hingga akhirnya
kami tiba di perempatan lampu merah di palima. Kami memutuskan untuk berjalan
kaki menuju lokasi dan terbersit dihati untuk melihat kebelakang, alih – alih
ada mobil bak terbuka yang kosong untuk bis akami tumpangi hingga ke depan
kantor Kementerian Agama Provinsi Banten. Tapi semakin sering kami menoleh ke
belakang dan semakin kami berharap, rasanya semakin jauh saja perjalanan yang
kami lalui. Hingga akhirnya ada sebuah mobil hitam mirip dengan sedan, aku tak
begitu tau jenis mobilnya karena terjadi dengan sangat cepat. Mobil tersebut
berhenti 5 meter di depan kami. Kami berpikirnya, ia akan menanyakan sebuah
alamat kepada kami, tak taunya pikiran kami yang salah, ia bertanya kami ingin
kemana, dengan sedikit ragu, kak Heri mengatakan “kami mau ke pusat
pemerintahan yang ada di depan pak”, bapak itu lalu menawari kami naik ke
mobilnya untuk diantarkan, karena kebetulan jalan kami searah dengan arah
tujuannya. Akhirnya kami pun naik mobil yang mewah ini, modis dan penuh harum
yang mewangi menyelimuti isi mobil tersebut. Di dalam mobil kami sempat
ngobrol, kami yang banyak memperkenalkan diri, sedangkan kami ingin bertanya
tentang ia, tak ada cukup waktu yang banyak mengenai itu. Yang kami tau
hanyalah sebuah nama yaitu Afdal. Tapi kami curiga bahwa beliau adalah seorang
polisi, namun apapun profesinya, ia telah membantu kami hingga tiba di depan
pusat pemerintahan yang akan kami tuju.
Sungguh nikmat Allah kepada para
hambanya yang sabar dan juga berjalan di jalan kebenaran serta berbuat baik
kepada orang lain sungguh indah terasa. Inilah rejeki Allah yang tak terduga –
duga, datang kepada setiap hambanya dengan perantara apapun itu. Selagi Allah
menghendaki maka jadilah.
Hasil dari surat yang kami antarkan
tempo hari, hanya ada satu titik terang yaitu surat yang berada di kementerian
Agama, diagendakan di hari kamis tanggal 5 Februari 2015 kami diminta untuk
melakukan audiensi. Sedangkan untuk surat yang berada di dinas pendidikan dan
gubernur, belum ada kepastian kapan suratnya akan di disposisi.
Walaupun demikian, aku mulai berpikir
keras bagaimana dengan jadwalnya ya, ribet banget ternyata, belum lagi kondisi
keuangan yang semakin lama kami di sini semakin banyak yang habis dan mulai
persediangan keuangan menipis. Setelah keliling melihat kejelasan dari surat
kami, akhirnya kami istirahat di mesjid besar yang berada di KP3B sembari
menunggu waktu Shalat Jumat tiba. Setelah shalat jumat selesai, kami pun
beristirahat di sana, hingga waktu ashar pun telah tiba. Kami lanjut untuk
menunaikannya di situ, nanti setelah shalat ashar barulah kami beranjak untuk
pulang.
Seperti waktu berangkat tadi, kami pun
berharap ada lagi tumpangan yang mau mengantarkan kami hingga ke perempatan
lampu merah, soalnya ingin naik ojek, bingung di ongkosnya. Hingga hampir tiba
di perempatan, barulah ada angkutan umum yang menuju kebun jahe datang. Naik
angkot turun angkot naik angkot lagi dan terakhir turun angkot lagi, barulah
kami tiba di kepandean daerah tempat kantor Dompet Dhuafa Banten berada.
Akhirnya kami tiba lagi di daerah ini,
dan Alhamdulillah berjumpa lagi dengan pak satpam itu, tak lupa kami ucapkan
salam dan terima kasih atas bantuannya hari ini, kami merasa sangat tertolong
dengan itu semua. Alhamdulillah
Komentar
Posting Komentar