METODE KETERSINGGUNGAN
25 Januari 2015
Tanggal 25 akan
menjadi angka yang paling kami tunggu di tiap bulannya, sebab angka inilah yang
akan memberikan nafas baru di setiap langkah kaki para relawan di pelosok
nusantara. Tanggal dimana kami akan menerima tunjungan living cost selama penempatan. Besarannya tergantung dari lokasi
penempatan kami masing – masing. Tapi untuk saat ini tepatnya bulan ini, hanya
sebatas lewat begitu saja, hanya saja bulan ini begitu istimewah bagi Januarita
Sasni, ia tepat berusia 24 tahun usianya. Entah apa yang ia rasakan saat ini,
saudariku yang datang jauh – jauh dari Padang Sumatera Barat, usianya telah
bertambah dan jau dari keluarganya, yang ada hanyalah keluarga barunya di
Sekolah Guru Indonesia.
Di hari ini, kami memiliki agenda yang
sangat penting yaitu bertemu dengan awak media, sekedar untuk silahturahmi dan
sosialisasi. Tapi perubahan rencana pun terjadi, aku dan kak Heri saja yang
berangkat, dikarenakan para teman – temanku yang lain merasa kelelahan dan
lebih baik tetap stay di markas.
Aku dan kak Heri mulai beranjak dari
Harfa, tak lama kami kemudian mendapatkan tumpangan dari seorang pemilik mobil
bak terbuka yang menuju ke arah alun – alun kota Pandeglang. Sungguh syukur
kami tak ketulungan, ongkos kami untuk transportasi bisa di alihkan untuk yang
lainnya.
Tiba di alun – alun kota, kami akhirnya
bergegas untuk mencari lokasi yang bisa ngeprint.
Hingga akhirnya kami berhenti di jalan menuju pasar badak, di sebuah kios yang
tak begitu besar. Kami beraktivitas di kios ini untuk sementara, sembari
menunggu hasil cetak kami kelar hingga proses penjilidan.
Setelah kelar dari tempat fotocopian
ini, kami lalu menuju ke Radio Berkah FM, tapi sebelumnya kami sempatkan untuk
menunaikan Shalat Dhuzur dahulu di sekitar gedung pendopo. Akhirnya kami menuju
ruang studio radio, berharap berjumpa dengan pak Heri, salah satu penanggung
jawab siaran yang ada di radio itu sendiri. Tapi sayang sekali, di studio tak
ada satupun yang bisa di mintai keterangan. Kami akhirnya menunggu di depan
gedung radio di lantai dasarnya. Hingga akhirnya kami berjumpa dengan seorang
pria bernama Rian yang ternyata, tak lain tak bukan adalah seorang wartawan
dari surat kabar Satelite News.
Akhirnya kami berbincang – bincang
dengan mas Rian di lantai dua, ruangan humas. Wartawan ini, sangat antusias
dengan kami yang notabene sebagai relawan pendidikan yang akan mengabdi di
daerah Pandeglang selama setahun lamanya. Beliau sebenarnya sangat malu dengan
dirinya sendiri, melihat kami datang dari jauh – jauh, dari luar Pandeglang,
mau membangun pendidikan di daerah Banten, malah ia sebagai putra daerah merasa
tersinggung, jika tak bisa ikut berkontribusi dalam hal ini. Aku sangat bangga
jika ada orang yang terkena “metode ketersinggungan” sebab inilah yang aku bisa
tularkan kepada yang lainnya, terutama para pemuda yang ada di daerah
penempatan.
Lama juga kami ngobrol dengan mas Rian
sembari beliau menulis setiap apa yang kami bicarakan, layaknya kami sedang di
wawancarai oleh seorang pencari berita, dan itulah tugasnya. Hingga akhir kami
berbincang, akan beliau cetak di koran terbitan senin, esok hari. Mungkin
inilah sesuatu hal yang tak terduga yang selalu di berikan oleh Sang Pencipta
kepada hamba-Nya yang selalu punya niatan baik, semoga kami selalu dalam
lindungan-Mu. Aamiin
Hari ini, hampir semua agenda terlaksana
dan berjalan dengan lancar semuanya. Dan terakhir kami melakukan kunjungan ke
Radio Paranti, sekedar mampir untuk melihat – lihat dan silaturahmi untuk kedua
kalinya. Sambutan mereka sangat hangat, kami di jamu layaknya seorang
narasumber penting. Masuk langsung ke dalam studio dan bercengkrama dengan
penyiar yang sedang bertugas, seorang wanita berparas indah, usianya tak jauh
dari kami, pikir kami dalam benak. Tak taunya ia adalah seorang ibu yang baik,
yang telah malang melintang di dunia broadcasting sebagai penyiar radio sejak
tahun 2001, sekitar 14 tahun lamanya ia bergelut di bidang yang sama, bisa
dikata ia adalah senior di bidangnya.
Setelah kunjungan semua selesai, kami
pun beranjak pulang, seperti biasa kami mencoba menghentikan beberapa kendaraan
yang bersedia menumpangi kami hingga tiba di lokasi. Dan benar saja, ada juga
mobil yang mau kami tumpangi, walaupun mobil ini tak bisa tiba di lokasi kami,
tapi itu juga sudah membantu kami. Akhirnya perjalanan hari ini tanpa
mengeluarkan uang transportasi sepeser pun. Alhamdulillah
Komentar
Posting Komentar