TURUN GUNUNG ^_^



22 Januari 2015
Kamis, jadi hari yang paling di tunggu oleh semua teman – teman di tim Pandeglang, JUST FUN. Sebab hari ini merupakan hari janjian untuk berkumpul di kota sebagai bentuk agenda membahas program yang akan kami lakukan selama beberapa pekan ke depan.
Pagi benar, aku sudah terjaga dari tidurku, tak seperti biasanya, aku terbangun lebih awal dari biasanya.Terbangun sekitar pukul 03.00 dinihari, adzan subuh juga masih lama berkumandang, tapi aku sudah terjaga, sulit untuk tidur kembali, hingga akhirnya aku mencoba untuk menyibukkan diri, menyiapkan perlengkapan yang akan aku bawa saat ke Pandeglang nanti.
Pukul enam lebih sedikit, aku pun berangkat ke kecamatan Cibaliung, di antar oleh pak Ajum, salah satu guru di SDN Kutakarang 1, terkenal sebagai master chef. Dengan sepeda motornya yang tak begitu muda lagi, menerjang semilirnya angin pagi memecah kesibukan warga yang berangkat ke sawah, ladang atau pun ke pasar. Motor yang hebat ini melalui berbagai macam kerusakan jalanan akibat hujan yang belakangan ini melanda desa. Bukan hanya jalanan yang memaksa motor menjadi blepotan, tapi juga anak – anak yang sibuk menguasai jalan untuk berangkat ke sekolah.
Setibanya di kecamatan, aku berjumpa dengan mba Ulfa, yang sedari tadi telah menunggu di perempatan kecamatan tempat berkumpulnya angkutan yang akan menuju arah kota. Lama kami bercengkrama untuk mengobrol, sembari menunggu kak Heri dan Mba Sasni tiba. Tak lama kemudian kak Heri tiba dan yang terakhir di tunggu adalah mba Sasni yang memang sedari tadi telat startnya dari kampung tempat ia tinggal. Dari perjumpaan teman – teman hebatku ini, satu hal yang aku amati, yaitu saling menanyakan kabar terakhir masing – masing.
Kami berempat pun melanjutkan perjalanan untuk menuju kota, hingga tengah hari baru kita tiba di tempat perjanjian, Polres Pandeglang. Dan berjumpa lagi dengan dua kawan hebatku yang dari wilayah tengah Indonesia dan dari wilayah barat Indonesia, mba Anti dan mba Nur yang notabene telah menunggu sedari tadi.
Kira – kira setelah shalat Dhuzur, akhirnya kami ngobrol dengan salah satu polisi bagian sarana dan prasarana yang sebentar lagi akan pensiun, sekitar 3 bulan lagi, berarti bisa diperkirakan berapa lama pengabdiannya untuk POLRI, mengayomi masyarakat dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya, bapak Santoso namanya. Banyak yang kami ceritakan mengenai Sekolah Guru Indonesia, dan keliatan dari raut wajahnya yang begitu responsif, memberikan semangat tersendiri bagi kami yang sedang melakukan publikasi program.
Kunjungan pertama yang kami lakukan ialah berkunjung dan bertemu dengan Kapolres, namun sayang seribu kali sayang, beliau lagi tidak ada ditempat, beliau hari ini ada kunjungan ke beberapa polsek yang ada di Pandeglang bagian selatan. Dan kami pun disarankan untuk berkunjung esok hari lagi. Setelah dari polres, kami menunggu teman anggota dewan yang akan menjemput kami, memberikan sedikit tumpangan nginap di malam hari. Lama juga kami menunggu, hingga akhirnya kang Oman tiba dengan menggunakan jaket hitam dan kuda besinya.
Perjalanan dilanjutkan ke arah Rangkas, sebuah jalan besar menuju kabupaten Lebak. Dalam benak kami semua, kita akan menuju lokasi rumah yang layak pakai untuk tempat nginap kami. Setelah naik turun angkot, akhirnya kami pun tiba di sebuah ruko berlantai dua yang bertuliskan HARFA, Harapan Dhuafa, Lembaga Sosial Kemanusiaan. Kami pun berenam saling memandang, dan saling celetukan ringan, “mentang – mentang kami dari dhuafa, eh malah sekarang ketemu dengan tempat dhuafa juga...hahahahahaha”.
Kami berenam mulai ngobrol dengan yang empunya Harfa, yang tak lain dan tak bukan adalah pencetus berdirinya lembaga sosial kemanusiaan ini, sebagai direktur cabang Pandeglang, Yudi Hermawan namanya. Beliau juga bekerja sebagai pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang. Sekilas mengenai Harfa itu sendiri adalah lembaga sosial kemanusiaan yang lebih banyak bergerak pada bidang kesehatan, baik itu untuk kesehatan diri sendiri hingga kesehatan lingkungan. Beberapa tahun yang lalu, bupati Pandeglang mendapatkan rekor MURI atas berdirinya 1000 jamban di kabupaten Pandeglang yang seyogyanya adalah hasil kerja keras dari Harfa itu sendiri. Harfa dan Dompet Dhuafa adalah sama – sama lembaga yang menampung zakat, infaq dan sedakah, hanya saja Dompet Dhuafa lebih dahulu lahir dari Harfa. Kami berenam senang bisa berkenalan dengan Harfa, baik pak Yudi hingga jajarannnya. Bukan hanya penyambutannya yang membuat kami senang, tapi juga keramah tamahannya terhadap sesama muslim yang patut kami acungkan jempol. Sungguh nikmat persaudaraan umat beragama. Semoga kita semua dapat menjalin ukhuwah ini hingga akhir menutup mata. Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku MASIH ADA Karya Bang Syaiha

CATUR HADI BOWO PURWADI

DDS (Donor Darah Sedunia)