PENDAHULUAN
Sapto Prio Wawan Hadi
Wibowo itu adalah namaku, nama pemberian dari orang tua ku sekitar 23 tahun
silam. Aku dibesarkan dari keluarga yang sederhana dan tak begitu memiliki
kekayaan yang lebih. Hidupku yang sederhana telah membawaku hingga jauh dari
kampung halamanku sendiri dan juga kampung halaman orang tuaku. Aku merupakan
anak ketujuh dari delapan bersaudara, keluarga yang cukup besar untuk jaman
sekarang. Sebab, orang jaman dulu masih beranggapan bahwa banyak anak, banyak
rejeki.
Orang-orang disekitarku
memiliki persepsi sendiri mengenai diriku, terutama soal nama sapaan, maklum
namaku yang begitu panjang menjadi ciri khasku, susah di ingat pasti, dan
bingung untuk memanggil yang mana. Kadang aku pun bingung mau memperkenalkan
diri seperti apa, ketika mereka menanyakan namaku. Kadang hanya sebut Sapto
saja, malah mereka terkadang menanyakan, “Apa hanya itu ya nama kamu?”. Tapi
inilah aku, dengan nama yang begitu panjang telah memberikan suasana baru
ketika berkenalan dengan banyak orang, walaupun mereka yang mengenalku, awalnya
tak pernah bisa ingat benar namaku yang seperti rel kereta api panjangnya, tapi
satu hal yang mereka bisa mengerti bahwa, mereka telah mengenal seseorang yang
memiliki nama panjang hingga menggunakan lima kata dalam namanya.
Sampai saat ini, aku
masih merasa baik-baik saja dengan kondisi namaku. Hingga akhirnya aku bertemu
dan berjibaku dengan orang-orang hebat dari seluruh Indonesia, hasil dari
perekrutan Sekolah Guru Indonesia – Dompet Dhuafa (SGI – DD). Aku dan 29 orang
lainnya yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia memiliki niatan yang
sama untuk membangun Indonesia melalui dunia pendidikan. Saudara – saudari
seperjuanganku ini ada yang berasal dari Medan – Sumatera Utara, Padang – Sumatera
Barat, Riau – Riau, Pekanbaru – Jambi, Bandar Lampung – Lampung, Jakarta – DKI
Jakarta, Tasikmalaya dan Garut – Jawa Barat, Serang – Banten, Wonosobo,
Boyolali, Klaten, Cilacap dan Purwokerto – Jawa Tengah, Sampit – Kalimantan
Tengah, Lombok dan Sumbawa – Nusa Tenggara Barat, Pare-pare dan Makassar –
Sulawesi Selatan dan yang terakhir adalah Kendari – Sulawesi Tenggara, tempatku
berasal.
Aku dan 29 temanku yang
lainnya, datang di kota hujan, Bogor – Jawa Barat, untuk menjalani masa
pembinaan dan pendidikan untuk menjadi sosok guru yang memiliki karakter 3P
selama 5 bulan, dari bulan Agustus 2014 hingga bulan Januari 2015.Pembinaan
yang kami jalani, yaitu dari kuliah mengenai materi kependidikan dengan dosen –
dosen yang memiliki kapabilitas disiplin ilmu yang profesional selama 2 bulan,
magang di sekolah dasar sekitar markas SGI – DD selama 2 bulan, kegiatan
pemberdayaan masyarakat SGI Help And caRE (SHARE) di Kabupaten Tasikmalaya –
Jawa Barat selama 28 hari dan terakhir adalah proses penempatan di daerah
terpencil selama setahun.
Hingga kini, aku dan yang lainnya memasuki babak
baru dalam sejarah kehidupan kami masing – masing dengan banyak menorehkan
goresan makna untuk hari ini dan hari selanjutnya. Sebab, kami sekarang berada
dalam drama penempatan yang kami inginkan selama ini. Drama kali ini begitu
unik dan seru untuk aku ceritakan.Kami dibagi menjadi tim
– tim kecil berisikan 6 orang untuk siap melebarkan sayap di 5 daerah
penempatan di Indonesia, Kabupaten Pandeglang – Banten, Kabupaten Kubu Raya –
Kalimantan Barat, Kabupaten Nunukan – Kalimantan Utara, Kabupaten Sumbawa Barat
– Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara.
Komentar
Posting Komentar