START AWAL DI NEGERI BADAK



17 Januari 2015
Hari ini diagendakan untuk mengantar para relawan muda SGI ke daerah penempatannya masing – masing. Satu hal yang aku pahami, inilah saatnya untuk berpisah dengan para orang – orang hebat, didikan alam atas kehendak Yang Maha Kuasa.
Pagi benar kami telah siap – siap untuk bergegas, banyak hal yang kami siapkan,  mulai dari cindera mata untuk para tokoh masyarakat, tokoh agama dan kepala sekolah tempat kami akan mengabdikan diri, bukan hanya itu, para guru pun kebagian oleh – oleh dari kami, berupa pin dari Sekolah Guru Indonesia. Setelah selesai dengan persiapan kami masing – masing, akhirnya kami meluncur kembali untuk bergegas berangkat.
Tak jauh dari start awal kami dari penginapan, kami berhenti sejenak di pinggiran pantai sembari melihat desiran angin dan deburan ombak memecah kesunyian pagi ini. Lama juga rasanya aku tak menikmati indahnya pemandangan laut seperti ini, seperti dulu yang aku lakukan di tempat asalku, Kendari. Setiap ada masalah, risau atau lagi bimbang, pasti ke pantai dan berteriak sekencang – kencangnya memberikan seluruh beban yang ada pada ombak agar di bawa pergi jauh dan berbaur dengan deburan ombak yang memecah keheningan pantai. Sempat kami mengabadikan kegiatan kami di pantai ini, sekedar mengambil gambar dan coret – mencoret di pasir pantai sepertinya telah menjadi kegiatan rutin setiap orang ketika bertemu dengan namanya laut.
Perjalanan pun berlanjut untuk segera mengunjungi lokasi Ulfa Wardani, relawan SGI yang berasal dari Medan – Sumatera Utara. Jaraknya sungguh jauh, dengan kondisi medan yang begitu sulit untuk di jangkau oleh kendaraan roda empat, daerah yang kami tuju itu adalah di kecamatan Cimanggu desa Tagelan. Sempat juga kami merasakan yang namanya tersesat, mobil yang kami tunggangi sempat kandas beberapa kali. Tapi untungnya tak berdampak buruk bagi kondisi kami.
Hampir siang hari, baru kami menemukan lokasi penempatan untuk Mba Ulfa, ya walaupun agak jauh tapi terbayarlah dengan adanya anak – anak yang berada di sekolah, rasanya sudah lama tak berjumpa dengan mereka, anak – anak penerus bangsa, generasi emas Indonesia. Setelah melakukan serah terima guru, sekitar pukul 12.37 WIB kami mengantar mba Ulfa ke rumah yang akan ia tempati yang jaraknya tak jauh dari sekolah tempatnya bakalan mengabdi.
Setelah selesai di tempat mba Ulfa, terlihat mba Nur dan Mba Anti merasa sedih karena mesti berpisah dengan kawan seperjuangan mereka selama 5 bulan belakangan ini. Tapi inilah kenyataan yang ada, tak ada yang abadi, sampai jumpa kawan.
Perjalanan tetap dilanjutkan menuju kecamatan Cibaliung untuk mengantar Mba Sasni di lokasi penempatannnya. Jaraknya pun tak kalah jauh dari Mba Ulfa. Lumayanlah, penuh dengan jalan rusak dan tak beraspal. Susah juga kendaraan roda empat untuk melewatinya. Kami hanya diam terduduk rapi di dalam mobil. Guncangan yang kami alami luar biasa juga, perut pun rasanya sudah mual, kepala pusing tak karuan, hingga maghrib baru tiba di tempat Mba Sasni.
Setelah dari tempat mba Sasni, kami sepakat untuk menginap di penginapan karunia, tempatnya lumayan bagus, asri dan bersih, dengan fasilitas yang cukup memadai. Lumayan melelahkan perjalanan hari ini, besok akan menunggu lagi petualangan hebat yang takkan terlupakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATUR HADI BOWO PURWADI

STORY OF MY CLASS, 6 AL QUDS

DDS (Donor Darah Sedunia)