Ala Bisa Karna Biasa
Part 1
“...Ala
bisa karna biasa...”
Inilah kutipan pembuka kali ini sahabat.
Aku terkadang tak mengerti mesti memulai sesuatu itu dari mana, sama halnya
ketika ingin menyampaikan sesuatu ide atau pendapat, butuh tenaga super ekstra
agar aku mampu mengeluarkan sepatah dua kata hingga ide tersebut terlontar dari
bibirku.
Kebiasaan memang menjadi sesuatu hal
yang sangat penting dalam menjalani hidup ini, kita bisa mengerjakan sesuatu
hal karna terkadang bahkan hampir kebanyakan orang pada umumnya melakukannya
karna ia telah pernah melakukannya. Dalam artian bahwa, seseorang dikatakan
mahir memainkan salah satu alat musik karna ia terbiasa memainkan alat
tersebut. Contohnya saja, seorang gitaris hebat, sebut saja Eross Chandra
(gitaris band Sheila On 7) mahir bermain gitar karna ia selalu memainkan
gitarnya, hampir tiap hari, karna ia terbiasa maka ia mahir.
Hal inilah, yang ku coba untuk bangun
pada siswa-siswaku dipertemuan pertama, saat magang di SD Negeri Lebakwangi
pada kelas IV-A, para generasi emas penerus bangsa ini. Mencoba untuk
memberikan kebiasaan baik dengan mencintai lingkungan sekitarnya dengan cara
yang paling sederhana, memungut sampah atau kotoran di sekitar mereka terutama
di ruangan kelas. Yang paling aku tekankan ialah mengecek ada tidaknya sampah
di laci mereka dan di bawah kursi atau meja mereka.
Awalnya mereka seperti ogah-ogahan untuk memungut sampah yang
ada di sekitarnya, malah terkadang aku mendengar suara sumbang mengetuk dinding
gendang telingaku, “aduh pak guru ini suruh memungut sampah, padahal ada
petugas kebersihan, ada pak Nayar atuh...”. ketika dengar suara sumbang
tersebut aku hanya bisa untuk mengelus dada, sembari berkata “ala bisa karna
biasa” batinku dalam hati.
Pertemuan berikutnya, lebih mengesankan lagi bagi
ku, siswa-siswi kebangganku ini, yang tadinya mesti ada aba-aba atau peringatan
bahwa kita mesti menjaga kebersihan lingkungan kelas, tapi kali ini mereka
punya hasrat untuk memeriksa sendiri dan membuangnya di tempat yang seharusnya
ketika mereka mendapatkan sampah atau kotoran di sekitarnya. Bahkan yang
dulunya berceletuk dengan suara sumbang, kini tak terdengar lagi, malah ia yang
paling bersemangat dan menggerakkan teman-temannya untuk memeriksa laci dan
kolong meja serta kursi mereka masing-masing. Aku terkesan pada anak-anak ini,
melakukan dengan sepenuh hati dan ikhlas yang terpancar dari diri mereka,
terlihat dari wajah-wajah yang begitu semangat mencari sampah yang ada di
sekitarnya.
Komentar
Posting Komentar