KISAH


LEBAKWANGI SQUAD’S

Aku dan 2 orang temanku di tempatkan di SD Negeri Lebakwangi, salah satu sekolah yang menjadi sarana untuk ku dan temanku saling share mengenai pendidikan. Ruang lingkupnya pun jelas, antara yang muda dan yang telah lama mengabdikan diri untuk pendidikan di negeri ini.
Aku menyebutkan tim ini sebagai Lebakwangi Squad’s. Terdiri dari orang-orang yang memilki karakter serta pemahaman yang berbeda dalam menghadapi suatu persoalan. Bahkan salah satu dari kami pernah menuliskan sebuah status dalam akun facebook pribadinya bahwa “....temen sekelompok yang juga asyiik, punya pemikiran yang kadang-kadang jauh bedaaa....jadilah tinggal nunggu hasil diskusi mereka berdua kelar...hehehehe”.
Kami bertiga akan bersinergi dengan perangkat sekolah hingga pertengahan bulan November 2014, sekitar tanggal 15. Banyak agenda yang kami rencanakan, mudah-mudahan dapat terwujud semua. Aamiin.
Tim ku ini unik kawan, biografi kami bertiga berbeda-beda. Sebut saja temanku yang satu ini, dari medan asalnya boi (hehehe kebawa sapaan buatnya) namanya Abdi, lengkapnya Abdi Husni Dermawan, seorang pria yang keliatannya sangar tapi memiliki hati yang begitu lembut, bagaimana tidak kawan, ia pencipta puisi yang hebat dan menyentuh kalbu, banyak teman-teman lainnya yang berdecak kagum mendengar intonasi ia dalam menyulut kata demi kata dalam goresan pena puisinya, bahkan terkadang sampai berderai air mata. Abdi ini mirip dengan temanku yang lain di Kendari, namanya Siswowijoyo. Karakter mereka hampir mirip, agak keras tapi lembut. Hehehehe.
Abdi berasal dari background disiplin ilmu Pendidikan Luar Sekolah dimana lebih kepada andragogik bukan pedagogik-nya, lebih kepada usia yang lebih dewasa (remaja sampai lansia). Bukan hanya kali ini aku setim dengan Abdi, boleh dikata dari awal bersua di Bumi Pengembangan Insani (BPI), tim ke Kebun Raya Bogor, tim mengisi training motivasi “The Power of Dream”, kelompok fasilitator akademik bersama pak Agung Pardini, hingga sekarang bersama di tim Lebakwangi Squad’s, moga aja Bung Abdi tidak bosan-bosan setim denganku. (bisa saling mendukung terus, hingga akhir menutup mata.... #edisilebay.... hohoho).
Jika yang satu ini adalah teman dalam satu tim ku yang paling cantik sendiri, bagaimana tidak, dia salah satunya wanita. (jadi wajar ya...hehehehe).
Namanya Fitriani Wahyu Setyaningrum diapanggilnya dengan sapaan Pipit. Kok jauh dan tak nyambung ya dengan nama aslinya.hehehehe. ya sapaan tersebut di buat ketika di Sekolah Guru Indonesia (SGI), karena di SGI banyak yang bernama Fitri, total ada 3 kawan. Jadi, mereka bertiga sepakat untuk memberi sapaan untuk diri mereka, ada yang di panggil dengan nama Fitri sesuai dengan nama aslinya, adanya yang di panggil dengan Anti dan tim ku yang satu ini, sepakat untuk di panggil dengan nama Pipit. Awalnya, kupikir mereka bakalan membentuk suatu kosakata unik jika digabungin namanya, yaitu Anti Mala Ria. Hehehe (bercanda boss). Pipit pun mirip dengan iparnya Mas Ilham, Ayu namanya, ketika tempo hari aku konfirmasi kepada Ayu dan keluarganya, mereka sempat kaget juga, ada miripnya di Bogor. Hehehehe.
Pipit berasal dari ibukota, Jakarta. Latar belakangnya Pendidikan Biologi Universitas Negeri Jakarta salah satu universitas yang melakukan metamorfosa nama, dulunya IKIP Jakarta kawan, berbeda dengan Bung Abdi tadi, disiplin ilmunya lebih kepada pedagogik yang mengarah kepada siswa siswi di sekolah. Pipit orangnya sangat riang, selalu tertarik terhadap yang namanya flora, bahkan dalam kegiatan Keluarga Mahasiswa SGI angkatan VII pun ia bersama rekannya di kementrian Usaha Kecil dan Menengah, mencoba melakukan inovasi untuk membuat tempe dengan bahan dasar daun singkong. Bukan hanya itu, kebiasaannya dalam memelihara tanaman sekitar asrama pun patut di acungkan jempol, ia sering membantu tukang kebun BPI dalam merawat tanaman, hingga suatu hari kami di perbolehkan untuk memetik dan memakan buah jambu di depan asrama (edisi lain waktu, mungkin akan lebih dari sekedar jambu, hehehe #ngarep.com)
Terakhir itu adalah aku, tak banyak yang akan aku ceritakan tentangku, yang pasti aku orangnya sederhana dan tidak begitu banyak neka neko. Aku bangga dengan mereka berdua, teman setim dalam magang di SD Negeri Lebakwangi daerah Parung Bogor Jawa Barat. Mereka punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk aku yang tak luput seperti mereka. Tapi satu hal yang pasti, kita bertiga ternyata ada darah suku jawanya. Sebut saja Bung Abdi, ia memang dari medan tapi selidik punya selidik ternyata ia ada keturunan orang jawa dan paham bahasa jawa. Begitu pun dengan Mbak Pipit, walaupun dari Jakarta, ia juga punya darah keturunan jawa. Alhasil ia pun bisa berbahasa Jawa dengan lancar. Nah, akupun demikian, orang asli Jawa, lahir di tanah Daeng, Makassar Sulawesi Selatan dan besar di Kendari Sulawesi Tenggara, dan sudah tentu bisa berbahasa Jawa pastinya.
Inilah salah satu keunikan Lebakwangi Squad’s yang akan memberi warna di waktu magang kami yang singkat tapi penuh makna untuk mengabdikan diri di dunia pendidikan.

“.... Hidup adalah berjuang untuk masa kini dan masa depan, kenangan masa lalu sebagai pemicu langkah hari ini dan seterusnya, maka jangan berhentilah berjuang demi masa depan yang lebih baik....”

Parung, 30 September 2014 pukul 09.50 WIB
Di SD Negeri Lebakwangi Bogor Jawa Barat
Sapto Prio Wawan Hadi Wibowo Sekolah Guru Indonesia Angkatan VII

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku MASIH ADA Karya Bang Syaiha

CATUR HADI BOWO PURWADI

DDS (Donor Darah Sedunia)